sumber : idblogNetwork
berikut ini hantu paling menakutkan di kalimantan barat
1. Kuntilanak (Pontianak)
Kuntilanak atau
Pontianak merupakan jenis hantu yang sangat umum diketahui oleh penduduk
Kalimantan Barat bahkan oleh semua warga Indonesia. Hantu Pontianak
sering digambarkan sebagai wujud wanita cantik yang berambut sangat
panjang dan berbaju putih. Suara tertawanya seram dan kebanyakan
meringkih.Lokasi diduga sering ditemukan : kuburan, pohon, rumah tua dan
hutan.
2. Hantu jaring (hantu hujan panas)
Hantu
ini muncul pada saat hujan panas. Diyakini oleh orang Kalimantan Barat
sering menggangu anak kecil denga menyembunyikannya. Untuk menangkalnya
biasanya dengan menyisipkan daun atau rumput di daun telinga. Lokasi
diduga sering ditemukan : belakang rumah, sawah dan lapangan.
3. Jembalang tanah
Hantu
yang berada di hutan-hutan. Diyakini sering mengganggu pejalan kaki dan
mengakibatkan kaki korban bengkak tidak bisa berjalan. Lokasi diduga
sering ditemukan : hutan dan lapangan.
4. Hantu Penanggal
Hantu
ini berwujud kepala yang dilengkapi dengan organ dari leher sampai
perut tetapi tanpa badan (hanya organnya saja). Mobilisasi dengan
terbang menggunakan telinganya yang lebar. Sering mengganggu hewan atau
manusia yang akan melahirkan serta diyakini biasanya memakan telur ayam
peliharaan penduduk. Menurut cerita, hantu leak memiliki badan seperti
manusia dan pada saat akan mengganggu penduduk, kepalanya beserta organ
dalamnya keluar dari tubuh. Untuk membunuhnya dapat menggunakan daun
jeruju atau duri dan dimasukkan ke dalam rongga tubuh yang ditinggalkan
tadi. Ada juga yang mengatakan dapat dibunuh dengan memutar posisi badan
yang ditinggalkannya. Lokasi diduga sering ditemukan : kandang ayam,
rumah bersalin dan rumah penduduk yang akan melahirkan.
5. Bute
Hantu
ini berwujud sapi dengan ukuran yang besar. Dapat mengganggu manusia
yang masuk ke hutan, tetapi biasanya mengganggu sapi ternak penduduk
yang dapat mengakibatkan kematian ternak dengan mukut yang berbuih.
Lokasi diduga sering ditemukan : hutan, kebun, lapangan, semak dan
kandang sapi.
6. Balai seribu
Jenis
hantu ini sering menggangu orang yang masuk ke hutan yang lebat.
Kedatangannya ditandai dengan angin kencang. Tidak begitu jelas
deskripsi atau wujudnya.Diyakini dapat menyebabkan kematian. Lokasi
diduga sering ditemukan : hutan belantara.
7. Hantu kambe’
Hantu
kambe’ merupakan jenis hantu yang berwujud setengah kambing (binatang)
dan setengah manusia. Ada yang menceritakan hantu ini memiliki badan
manusia dengan rambut yang panjang dan berkaki kambing (seperti faun
dalam dongeng eropa), tetapi ada juga yang meyakini hantu ini berwujud
seperti kambing dengan surai yang panjang. Hntu ini bertubuh kerdil dan
biasanya mengganggu kambing. Kehadirannya biasanya diikuti dengan suara
kambing ribut yang diyakini disebabkan hantu ini ikut menyusu pada induk
kambing. Lokasi diduga sering ditemukan : semak berlukar dan kandang
kambing.
8. Rabing
Rabing
berwujud seperti tikar yang terdapat di dalam air. Biasanya mendiami
sungai-sungai yang angker dan sewaktu-waktu muncul kepermukaan. Hantu
ini dapat menggulung manusia yang berenang sehinga dapat kehilangan
nyawa karena lemas. Kadang-kadang juga digambarkan sebagai sosok makhluk
seperti labi-labi. Lokasi diduga sering ditemukan : sungai dan danau.
Search This Blog
Thursday 3 January 2013
sejarah singkat peradaban Romawi Kuno
sumbur : BIN HAKIM
Romawi ialah peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya.
Kota
Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai
Tiber. Waktu berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai
Tiber tidak diketahui secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma
didirikan dua bersaudara keturunan Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus.
“Menurut berita2 lama, Roma didirikan oleh Remus dan Romulus pada tahun 750. Remus dan Romulus ini anak Rhea silva, turunan Aenas –seorang pahlawan Troya jang dapat melarikan diri waktu Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa Jujani”[1]
Orang-orang
Romawi memiliki kepercayaan terhadap dewa-dewa, seperti orang-orang di
Yunani. Hanya saja dewa-dewa di romawi berbeda dengan di Yunani.
Dewa-dewa yang dipercayai oleh orang-orang Romawi antara lain :
1. Jupiter (raja dewa-dewa)
2. Yuno (dewi rumah tangga)
3. Minerus (dewi pengetahuan)
4. Venus (dewi kecantikan)
5. Mars (dewa perang)
6. Neptenus (dewa laut)
7. Diana (dewi perburuan)
8. Bacchus (dewa anggur)
Roma
berhasil menundukkan bangsa-bangsa yang tinggal disekitarnya satu
persatu, baik dengan jalan kekrasan maupun jalan damai. Hingga akhirnya
Roma berhasil menguasai seluruh Italia Tengah.
Sebelum itu, sekira tahun 492, Daerah
Latium sebagai tempat berdirinya kota Roma dikuasai oleh kerajaan
Etruskia, yang terletak disebelah utaranya sampai pada tahun 500 SM.
Pada tahun 500 SM bangsa Latium memberontak terhadap kerajaan Etruskia dan berhasil memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri yang berbentuk republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala negaranya disebut konsul yang dipilih setiap tahun sekali. Konsul selain menjadi penguasa negara juga ketua senat dan panglima besar.
Bangsa
Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia
kemudian menjadi bangsa penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang
luasa sampai ke Laut Tengah. Bangsa yang semula petani ini kemudian
menjadi masyarakat kapitalis dan
materialis. Selain sebagai bangsa yang suka dengan perang bangsa Romawi
juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membali ladang-ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang didatangkan dari daerah-daerah jajahan.
Penguasa Gayus Julius Caesar meluaskan wilayahnya sampai ke Jerman, Belgia, Belanda dan bahkan
sampai menyebrangi selat Calis ke Inggris. Selain sebagai penguasa
mutlak Julius Caesar juga mengembangkan kalender baru yang disebut
kalender Julian. Kelender ini terus dipakai sampai kemudian
diperbaharui oleh Gregorius yang kemudian dikenal dengan dengan
kalender Gregorius. Julius Caesar dibunuh oleh Brutus dan Casinus yang menginginkan suatu pemerintahan berbentuk Republik. Akan tetapi, cita-cita kedua orang itu tidak berhasil dan tetap
mempertahankan sistem pemerintahan diktator. Anak angkat Julius Caesar
bernama Oktvaianus kemudian dapat menguasai Romawi kembali dan berkuasa secara diktator.
Dalam
kekuasaannya, Oktavianus banyak dikelilingi orang-orang pandai
sehingga ia dapat berkuasa cukup lama. Oleh senat Oktavianus diberi
gelar “Augustus” yang artinya “Yang Maha Mulia”. Dengan stabilitas
pemerintahan pada masa Kaisar Octavianus maka mulailah bidang kebudayaan mendapat perhatian.
Kebudayaan Romawi mendapat unsur-unsur pokok dari kebudayaan Etrusia dan Yunani. Hal ini berarti kebudayaan Romawi merupakan hasil perpaduan dari kebudayaan yunani dan Etrusia, tanapa ada unsur-unsur dari kebudayaan romawi sendiri.
Pada masa Octavianus, orang-orang Romawi melihat sesuatu dari sudut kegunaannya. Pandangan
hidup bangsa Romawi ini memberikan warna pada kehidupan agama.
Tepatlah apa yang diungkapkan oleh Cicero, bahwa agama bagi mereka
bukan untuk mendidik manusia kepada kebajikan, melainkan manusia sehat dan kaya. Dengan pandangan hidup yang praktis ini menjadi ciri utama orang-orang Romawi.
Dalam
lapangan ilmu pengetahuan, bangsa Romawi bukanlah pencipta
teori-teori, tetapi pelaksana teori yang telah ada sejak zaman Yunani.
Dengan ini mata rantai jang seakan-akan putus dalam perkembangan ilmu
pengetahuan menjadi tumbuh kembali. Bila sarjana Yunani adalah ahli
teori, maka sarjana Romawi adalah ahli praktek.
Masa Octavianus merupakan masa penyempurnaan seni dan budaya
Romawi. Pengaruh budaya Yunani mulai masuk dengan kuatnya sejak tahun
146 SM bersamaan dengan usaha bangsa Romawi melakukan penaklukan di
Laut Tengah. Selama kekuasaan Romawi, seni Romawi disebarkan ke Eropa dan sekitar Laut Tengah.
Seni Romawi sebenarnya merupakan pencampuran dua unsur seni budaya, yaitu Romawi yang merupakan daerah kekuasaan Etruskia dan seni
Yunani. Pada hekakatnya budaya ini bukan berasal dari rakyat biasa
melinkan dari golongan bangsawan. Golongan seniman besar, seperti yang
terdapat di Yunani di Roma tidak ada. Justru bangsa Romawi mendatangkan
seniman-seniman dari Yunani. Oleh karena itu, pengaruh Yunani di
Romawi sangat kuat. Politik maupun seni dan budaya Roma di bawah bangsa Etruskia. Dengan begitu seni Romawi pada dasarnya adalah pencampuran unsur-unsur budaya Etruskia dan Yunani yang kemudian menjadi seni budaya baru.
Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental,
serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni
rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni
lukisnya dibuat serba besr, megah, dan penuh
hiasan. Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang
menggumkan, seperti bangunan saluran air (aquaduct), jembatan, gedung
besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas
seni (thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga
terdapat banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan
pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung
untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.
Bangunan
atap kubah untuk pertama kali diciptakan kurang lebih tahun 30 SM
untuk bangunan Thermae di Baaie. Mereka juga membangun bangunan umum
seperti jalan raya. Jalan raya yang terkenal adalah jalan Via Apia.
Rumah-rumah
dewa atau kuil yang dibangun memiliki ukuran besar. Kuil-kuil yang
berukuran besar tersebut antara lain Tempel Jupiter (abad ke-6 SM),
Appolo dan Venus
di Roma. Untuk setiap bangunan kuil tersebut di gunakan tinga-tiang
penyangga. Batang tiang penyanggga atap menggunakan menggunakan kepala
tiang dengan ciri-ciri Yunanni seperti Doria, Ionia, dan Korinthia.
Bangsa
Romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama patung setangah dada
atau potret. Bentuk wajah dibuat dengan sangat teliti, sedangkan tubuh dan lainnya
lebih sederhana. Kecakapan membuat patung ini berhubungan dengan
kebiasaan keluarga-keluarga terkemuka bangsa Romawi yang senang membuat
patung nenek moyang dalam jumlah banyak dan sangat teliti. Biasanya patung nenak moyang disimpan di rumah dan ditempatkan dalam satu ruangan khusus yang disebut Atrium. Atrium ini juga dilengkapi dengan altar.
Orang-orang
Romawi dalam membuat patung memiliki kebiasaan yang sama dengan bangsa
Yunani. Dalam membuat patung, orang-orang Romawi selalu mematungkan
tokoh-tokoh penguasa, tokoh-tokoh politik, dan cendikiawan. Banyak sekali tokoh penguasa, tokoh politik dan cendikiawan
yang dijadikan sebagai latar dalam membuat patung seperti wajah tokoh
Julius Caesar, Agustus, Tuchidides, Demostenes, Caracalla, dan lainnya. Gambar wajah para tokoh ini selain dipatungkan juga dilukiskan pada mata uang logam.
Bangsa
Romawi juga senang pada keindahan rumahnya. Dinding bagian dalam rumah
dihias dengan lukisan untuk memberikan kesan luas. Kegiatan
memperindah dinding ini biasa pada dinding rumah dengan cara melukis
pemandangan alam dan
bangunan-bangunan rumah yang seolah-olah terlihat dari jendela.
Kegiatan melukis pada dinding-dinding rumah yang dilakukan oleh
orang-orang Romawi ternyata meniru kebiasaan bangsa Yunani. Dengan
demikian melukis Cara melukis yang dilakukan oleh orang Romawi memdapat
pengaruh basar dari Yunani. Dari seni melukis pada dinding ini banyak
ditemukan peninggalan-peninggalan yang merupakan hasil kebudayaan
masyarakat Romawi. Salah satu dari sekian banyak peninggalan kebudayaan
ini adalah peninggalan lukisan didinding rumah yang terdapat di
Pompeii. Peninggalan lainnya terdapat di Roma yang menggambarkan
pengantin perempuan dan teman-temannya sedang mempersiapkan upacara perkawinan. Selain pada dinding rumah, seni lukis juga ditemukan pada mangkuk, jambangan, piring dan tempat bunga.
Bangsa Romawi yang senang membuat bangunan monumental menyebabkan bangsa ini kaya dengan hasil-hasil bangunan berupa monumen dan kuil.
Monumen yang dibuat oleh bangsa romawi berupa pintu gerbang kemenangan
atau tiang kemenangan. Bangunan monumen ini digunaakn untuk
memperingati suatu peristiwa sejarah. Pada banguan monumen itu diberi
relief yang menggambarkan peristiwa kemenangan. Peninggalan seni
monumen ini terdapat di Roma dan dibeberapa daerah jajahan Romawi.
Perubahan ketatanegaraan Romawi dari republik ke bentuk kekaisaran tidak mengendurkan semangat dan
perkembangan budaya orang-orang Roma untuk mendirikan bangunan berupa
bangunan monumental. Hanya saja, apabila pada masa republik pendukung
seni budaya dilakukan oleh para bangsawan. Namun, setelah menjadi
kekaisaran, yang mendukung seni budaya adalah golongan istana. Sejak
kaisar Agustus, seni budaya elbih cenderung mejadi seni kuna yang
berkiblat pada Yunani.
Setiap
kaisar yang berkuasa di Romawi selalu meninggalkan seni budaya beruapa
bangunan monumen. Kebiasaan yang dilakukan oleh kiasar-kaisar ini
dilakukan sebagai sarana untuk menunjukan jasanya kepada negara. Maka
sejak kiasar-kaisar ini berkuasa, banyak sekali didirikan bangunan
besar dan megah dengan menggunakan bahan dari marmer.
Peninggalan seni bangunan Romawi pada masa kekaisaran ini jumlah sangat banyak. Banguan-banguan monmen tersebut antara lain:
1. Kuil Zeus yang didirikan di Olympia.
2. Kuil Jupiter Heliopalitanus di ba’albek (syria)
3. Pantheon merupakan sebuah kuil yang kemudian digunakan untuk gereja.
4. Mousoleum di Roma yang didirikan pada tahun 175 SM.
Mousoleum
merupakan bangunan yang berupa makam yang indah. Pada sisi dalam ruang
Mousoleum dihiasai ddengan berbagai ornamen yang indah.
5. Teater di Pompeii, solona, dan Asperados.
6. Amphiteater
Amphpiteater merupakan perpaduan dua buah teater yang dipergunakan untuk pertunjukan mengadu benteng dan untuk
perkelahian gladiator, tempat duduk penonton berkeliling, semakin
kebelakang semakin tinggi. Amphipater pada masa kaisar Vespasianus (695
SM) dipergunakan untuk peragaan perang-perangan seperti di laut bebas dan Circus (sirkus), tempat untuk berpacu kuda yang menarik kereta beroda dua.
7. Thermen
Merupakan tempat pemandian dengan ruang-ruang mandi berair panah, berair hangat dan dingin.
8. Bangunan istana
9. Gerbang kemenengan
10. Tiang kemenangan
Pada
masa Gothik (100 – 1400 M), kebudayaan Romawi tidak dapat dipisahkan
dari perkembangan agama kristen. Agama kristen atau Nasrani sebenarnya
telah berkembang sejak jaman pemerintahan Tiberius. Agama ini disiarkan
oleh Yesus (Isa) dari nazareth, yang dilahirkan di Palestina. Agama
Kristen ini berbeda dengan kepercayaan rakyat Romawi yang poltheis.
Agama Nasrani memiliki kepercayaan monoteis. Dengan
pertimbangan-pertimbangan politik dan
kemanan negara, Tiberius menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus pada
tahun 33. Tetapi kematian Yesus ini tidak berarti agama Kristen lenyap
dari kehiduapan masyarakat Romawi, malahan sebaliknya.
Setelah Yesus atau Nabi Isa disalib dibukit Gologota, agama kristen berkembang sampai Mesir, Syria, Asia Kecil, dan ke Roma. Hampir selama tiga abad para pengikut agama Kristen dalam ketakutan dan dikejar-kejar
oleh penguasa Roma. Pada tahun 395 agama kristen ditetapkan sebagai
agama negara. Dari masyarakat pemeluknya lambat laun timbul suatu
bentuk kelompok kegerejaan yang disusun menurut organisasi-organisasi
yang ada di Imperium Romanum (penguasa Roma).
Periode
Gothik seni Kristen mengalami hambatan-hambatan yang disebabkan oleh
perpindahan pemerintahan dari Konsatantinopel ke Byzantium. Kekaisaran
romawi mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dan Romawi Timur. Romawi Barat mengalami keruntuhan tahun 335 M.
Ketika
penguasa Roma masih memusuhi para pengikut agam kristen, di Roma
sendiri secara sembunyi-sembunyi berkembang seni Katamba. Sejak saat
itulah lahir seni Katakomba yang meruapakn tanda lahirnya seni kristen
awal. Katakomba sendiri merupakan kuburan-kuburan bawah tanah.
Kemudian
dalam masyarakat Romawi pada masa Gothik ini selalu melakukan
kebiasaan untuk berkumpul di ruangan terowongan dengan tujuan
mengadakan kegiatan agama. Dari seringnya diadakan perkumpulan,
kemudian berkembang kebiasaan masyarakat untuk menghiasi dinding dengan
motif jaman kuno. Motif-motif klasik yang digambar dalam
dinding-dinding terowongan ini, kemudian tergeser oleh perkembangan
motif-motif modern atau baru. Motif-motif yang baru ini biasanya
berbentuk manusia dan binatang
yang digambarkan secara simbolik untuk kepentingan agama kristen.
Karya seni kristen awal ini anatara lain lukisan-lukisan kristus
sebagai “gembala yang baik”. Pada umumnya yang mengembangkan seni
Katakomba ini adalah bukan seniman. Bagi mereka yang erpenting adalah
dapat mengungkapkan arti dan ide melalui lukisan dan sebagai
bakti mereka kepada agama kristen. Namun, justru “seniman-seniman”
Katakomba ini menjadi pelopor seni nonrelistik pada abad pertengahan.
Ketika
gereja mengalami kemerdekaan kembali pada abad ke-4, kemudian agama
kristen dijadikan agama resmi, mulailah perkembangan seni banguan
gereja. Pada masa itu, para arsitek membangun gereja dengan menggunakan
konsep dasar seni bangunan basilika bangsa Romawi, yaitu suatu
bangunan untuk pertemuan-pertemuan umum berbentuk persegi panjang.
Perkembangan selanjutnya adalah bagunan gereja dengan menara lonceng
pada bad ke-6.
Seni bangunan pada bangunan gereja adalah bangunan geraja dengan denah memusat dan berkubah serta menggunakan denah memanjang atau basilika dengan langit-langit datar atau dengan lengkung silang. Contoh seni bangunan pada masa gereja adalah bangunan gereja St.Andrea di Mantua dan gereja St.Novella di Feirence.
Subscribe to:
Posts (Atom)